YOUTH FOR THE FUTURE

SELAMAT DATANG DI BLOG PMR UNIT SMPN 18 KOTA BOGOR

Selasa, 28 September 2010

TEKA-TEKI Lucu

teka-teki : kenapa ban mobil belakang lebih cepat gundul?
Gustav : “Ban belakang mobil saya kok selalu lebih cepat gundul dibanding ban depan, ya?”
Erwin : “Anda pasti berikir beban ban belakang Anda lebih berat daripada yang depan.”
Gustav : “Rasanya begitu.”
Erwin : “Salah. Sebenarnya, ban belakang Anda selalu berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa mendahului ban depan. Makanya dia cepat gundul.”
Teka-Teki : Jam Apa Yang Bisa Dimakan?
Jawabannya : JAMbu Monyet
Teka-Teki : Game Apa Yang Paling Mengerikan?
Jawabannya : GAMEpa bumi (gempa bumi)
Teka-Teki : LELE apa Yang Jago Main Bulu Tangkis?
Teka-Teki : Kamar Apa Yang Ramai Tapi Sepi?
Jawab: Kamar mayat dong.
Berbagi
Teka-Teki : Kalau Ayam Berkokok, Berarti Harimau?
Jawabannya : Harimau pagi…
Teka-Teki : Apa Yang Tidak Boleh Ditonton Di Global TV
Jawabannya : are you stupid then a 5 grader
Teka-Teki : Kucing Apa Yang Kuno?
Jawab: Kucinggalan Jaman
Teka-Teki : ApA Bahasa Inggrissnya Nyupir Untuk Istri?
Jawab : NEW FEAR FOR IS THREE
Teka-Teki : Kura Apa Yang Kalo Dipegang Bakal Nampar?
Jawabannya : Kuraba Pantatmu Mbak!!
Teka-Teki : Dia Kecil, Putih, Menjijikkan, Tapi kalo Dipegang Bakal Meledak?
Jawabannya: Belatung bawa bom.
Teka-Teki : Apa Bedanya Cewek Cantik Dengan Cewek Jelek?
Apa Bedanya Cewek Cantik Dengan Cewek Jelek?
Jawabannya :
Cewek jelek mau dikasih baju sabagus apapun juga tetep jelek.
Cewek cantik kaga usah pake baju juga sudah bagus.
Teka-Teki : Apa Bedanya Sapi Jepang dengan Indonesia?
Apa Beda Sapi Jepang Dengan Sapi Indonesia ?
Jawaban : Bedanya adalah, kalau sapi Jepang senang makan rumput Indonesia, sedang sapi Indonesia tidak akan pernah mau makan rumput Jepang.
Teka-Teki : Kenapa Kalau Mencium Bau Pisang Seharian Bisa Kurus?
Kenapa Kalau Cium Bau Pisang Seharian Bisa Kurus?
Jawab : Karena tidak dimakan cuma dicium baunya.
Teka-Teki : Kenapa Kucing Selalu Nyembunyiin Taiknya di Pasir?
KENAPA KUCING SELALU NYEMBUNYIIN (NGUBUR) TAIKNYA DI PASIR?
Jawabannya : Karena….takut Taiknya di ambil kamu!!!
Teka-Teki : Prajurit…
Suatu hari ada seorang adik bermain teka-teki dengan kakaknya.
Adik: Kak, coba tebak.. kalo aku punya 100 prajurit, kakak juga punya 100 prajurit, kalo diadu menang mana?
Kakak: Ya jelas seri lah!!!!
Adik: Salah!!!
Kakak: Salah!!? Kok bisa..?
Adik: Bisa aja.. gimana, nyerah gak?
Kakak: Iya deh, kakak nyerah.. apa jawabannya?
Adik: Aku yang menang!
Kakak: Lho.. kok bisa?
Adik: Ya jelas dong, kakak kan nyerah!
Berbagi

PROGRAM KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA

INSTITUSI PMI

PMI PUSAT

PRA BENCANA

+ Menyusun peta rawan bencana tingkat nasional serta contingency plan bencana skala besar
+ Mempersiapkan kebijaksanaan penaggulangan bencana tingkat nasional

+ Mengupayakan bantuan program dari sumber-sumber bantuan luar negeri

+ Preposisi stok bantuan bencana tingkat nasional

+ Menyelenggarakan pelatihan tingkat nasional


DARURAT BENCANA

+ Memberikan petunjuk teknis dan menyediakan bantuan teknis operasional PB

+ Memberikan petunjuk teknis tentang diseminasi dan sosialisasi upaya PB PMI.

+ Koordinasi dengan Bakornas PB.

+ Mengupayakan bantuan dari sumber-sumber dalam negeri maupun luar negeri.

+ Mengorganisir tim bantuan apabila diperlukan.


+ Evaluasi kegiatan operasional PB.

PASCA BENCANA

+ Memberikan petunjuk teknis mengenai tindak lanjut kegiatan pasca bencana.

+ Mengupayakan bantuan program untuk kegiatan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.

+ Pertanggungjawaban kepada publik, tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana, proses distribusinya, cakupannya dll.

PMI DAERAH

PRA BENCANA

+ Menyusun peta rawan bencana tingkat daerah.

+ Merekomendasikan pembangunan program PB Cabang rawan bencana di wilayah kerjanya dan monitoring implementasinya.

+ Preposisi stok bantuan bencana tingkat daerah.

+ Membangun saluran koordinasi bantuan antar PMI Cabang di wilayah kerjanya. + Menggalang bantuan bencana dari PMI Cabang di wilayah kerjanya.

DARURAT BENCANA

+ Pengendalian dan pengawasan upaya PB yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.

+ Mengkoordinasikan informasi mengenai upaya PB kepada PMI Cabang Lainnya.

+ Monitoring kegiatan diseminasi

+ Koordinasi dengan Satkorlak PB.

+ Laporan periodik ke PMI Pusat.

PASCA BENCANA

+ Evaluasi upaya PB tingkat daerah

+ Publikasi kegiatan PB yang dilakukan oleh PMI Cabang di wilayah kerjanya

+ Merekomendasikan tindak lanjut upaya PB yang diusulkan oleh PMI Cabang.

PMI CABANG

PRA BENCANA

Program Kesiapsiagaan PMI di tingkat Cabang:
+ Menyusun peta rawan bencana di wilayah kerjanya serta Contingency plan yang telah dikoordinasikan dengan program Satlak PB setempat.

+ Pengadaan perlengkapan bantuan PB.

+ Membina saluran informasi dan komunikasi dengan institusi terkait.

+ Pembentukan Tim Satgana terlatih dan tugas siaga KSR secara rotasi.

+ Mengadakan simulasi PB.
Program Kesiapsiagaan Tingkat Masyarakat:
+ Membina hubungan dengan penduduk di lokasi rawan bencana (setingkat desa/kelurahan)

+ Kerjasama dengan organisasi masyarakat setempat.

+ Menyelenggarakan program pelatihan praktis kepada anggota masyarakat setempat.

+ Menyusun program pencegahan/mitigasi dampak bencana bersama-sama masyarakat (program CBDP)

+ Implementasi CBDP Program

DARURAT BENCANA

+ Konsolidasi sumber-sumber daya

+ Membentuk Posko PB/Crisis Center dan komunikasi internal maupun eksternal PMI

+ Pengerahan Tim Satgana untuk bantuan serbaguna dalam satuan-satuan kerja pengungsian, Dapur Umum, P3K/ambulans, distribusi material relief, logistic, TMS, Informasi dan komunikasi, administrasi.

+ Memelihara koordinasi dengan satlak PB

+ Laporan periodic ke PMI Daerah/Pusat

+ Diseminasi dan sosialisasi upaya PB PMI

+ Menyusun rencana kerja tindak lanjut untuk tahap pasca bencana.

PASCA BENCANA

+ Reorganisasi sumber-sumber daya

+ Evaluasi kegiatan PC selama periode opearsi tanggap darurat dan penentuan kebijaksanaan atas rencana kegiatan pasca bencana.

+ Ekspose dan pertanggungjawaban kepada public tentang penerimaan sumbangan dan bantuan bencana yang diterima dari sumber-sumber local, proses distribusinya, cakupannya dll

+ Komitmen untuk tetap melaporkan perkembangan situasi hingga tiga bulan berikutnya.


PRINSIP BANTUAN PMI

Dalam melaksanakan program bantuan, PMI mengantu beberapa prinsip bantuan antara lain:
1. Darurat
Seperti peranan Perhimpunan Nasional Palang Merah di negara-negara lain, bantuan penanggulangan bencana yang diberikan kepada korban bencana bersifat darurat dan bersifat komplimen/tambahan untuk membantu pemerintah dalam meringankan penderitaan korban bencana (auxiliary to the government)

2. Langsung
Bantuan PMI harus diberikan secara langsung oleh tenaga PMI kepada korban bencana, tanpa perantara, sehingga dapat langsung dirasakan oleh para korban.

3. Beridentitas Palang Merah
Untuk memudahkan pengenalan, pengendalian, pengawasan dan untuk meningkatkan citra PMI, serta kepercayaan donatur, Petugas PMI dalam penanggulangan korban bencana harus memakai tanda Palang Merah (PMI). Hal ini juga dilakukan pada tempat, sarana dan fasilitas yang digunakan oleh PMI di lapangan.

4. Materi Bantuan
Bantuan PMI kepada korban bencana adalah dalam bentuk Material (pangan atau non-pangan) dan Jasa (pendampingan, konseling dan advokasi)

TATA LAKSANA PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA

1.Di dalam melaksanakan tugas memberikan pertolongan dan bantuan kepada korban akibat bencana alam atau terjadinya konflik dilakukan oleh tenaga KSR dan TSR yang sudah terlatih di bawah komando PMI Cabang.
2.Setiap orang yang luka siapapun dia dan meskipun dia ikut serta dalam peristiwa kekerasan tersebut, dia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pertolongan pertama . Petugas harus menggunakan seragam Palang Merah dan harus mempunyai akses kepada semua pihak, karena petugas tersebut bersifat netral dan tidak memihak. Tugasnya hanya membantu semua korban tanpa perbedaan.
3.Apabila dampak dari kejadian bencana alam atau konflik tersebut mengakibatkan pengungsian penduduk yang memerlukan penanganan bersama, maka PMI Cabang harus meminta bantuan penanganan kepada PMI Daerah bahkan sampai ke tingkat pusat.
4.Untuk menjaga kemungkinan terjadinya bencana baik bencana alam maupun bencana konflik, di beberapa daerah yang rawan harus dibentuk tim khusus yang disebut SATGANA (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Anggota SATGANA tersebut terdiri dari dari anggota KSR dan TSR yang sudah terlatih dengan pengetahuan khusus. KSR yang masuk ke dalam Tim SATGANA dapat berasal dari KSR Unit Perguruan Tinggi atau KSR Unit PMI Cabang yang terpenting dapat melaksanakan tugas setiap saat diperlukan.
5.Apabila penanganan korban/pengungsi tersebut sangat komplek dan tidak mungkin ditangani oleh PMI sendiri, maka PMI dapat meminta bantuan /dukungan kepada Palang Merah Internasional dalam bentuk permohonan bantuan ( disaster appeal) ditujukan kepada IFRC, dan kepada ICRC bila itu bencana konflik.
6.Apabila diperlukan , PMI Pusat dan Daerah dapat bekerjasama dengan ICRC atau IFRC untuk membentuk sebuah tim khusus yang bertugas dalam kurun waktu tertentu hingga unsur PMI setempat mampu mengambil alih tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Tim Khusus tersebut. Anggota Tim Khusus dapat direkrut dari unsur-unsur pengurus PMI, staf senior (Pusat, Daerah maupun Cabang), KSR terlatih dari lintas daerah dan KSR PMI Cabang setempat.

KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA OLEH PMI

A.Setiap upaya penanggulangan bencana oleh PMI harus dipastikan bahwa kegiatan tersebut telah dikoordinasikan baik secara vertical maupun horizontal di semua tingkatan.
B.SOP harus disosialisasikan kepada instansi terkait di semua tingkatan (Bakornas, Satkorlak, Satlak).
C.Bekerjasama dengan instansi terkait/LSM sangat dimungkinkan berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan dan saling menghormati mandate masing-masing pihak.
D. Kerjasama antara PMI Daerah atau Cabang dengan Lembaga-Lembaga Internasional harus memperoleh persetujuan dari PMI Pusat.
E.Kerjasama operasional antara PMI dengan ICRC atau IFRC dalam operasi penanggulangan bencana harus dilandasi oleh sebuah kesepakatan/MOU yang umum berlaku dalam lingkungan gerakan kepalangmerahan.

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

1.Penanggungjawab penanggulangan bencana di wilayah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Pengurus Cabang. Dalam melaksanakan kegiatannya, Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus Daerah setempat.
2.Penanggungjawab penanggulangan bencana di wilayah propinsi dilaksanakan oleh Pengurus Daerah. Dalam melaksanakan kegiatannya, Pengurus Daerah bertanggungjawab kepada Pengurusnya
3.Penanggungjawab penanggulangan bencana di tingkat pusat, pelaksana hariannya dipegang oleh Sekretaris Jenderal dibantu oleh Divisi Penanggulangan Bencana serta unit teknis lainnya. Sekretaris Jenderal bertanggungjawab kepda Ketua Umum PMI.

PENGEMBANGAN PROGRAM COMMUNITY BASED DISASTER PREPAREDNESS (CBDP)

CBDP merupakan program PMI dalam rangka persiapan antisipasi Bencana Alam yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
CBDP bukan merupakan hal yang baru bagi PMI, karena sudah berjalan di beberapa daerah yakni:
+ PD Jawa Timur - CBDP di desa Kalitidu ( 1995 / 1996 )
+ PD Jawa Tengah - CBDP / FA di desa Eromoko Wonogiri ( 1995 )
+ PD NTT - CBDP / FA di Kobalima, Atambua ( 1999/2000 )
+ PD Kaltim - CBFA di Tarakan ( 2001 s.d. sekarang )

Pengembangan Program CBDP selanjutnya :

1.Menetapkan Pilot Project CBDP di PMI Daerah terpilih
2.Memperbaiki konsep-konsep dasar yang dapat mendukung pengembangan program CBDP ( LFA, PRA, Gender, Project Cycle )
3.Mempersiapkan personel yang kapabel untuk mendukung program CBDP
4.Melaksanakan studi kelayakan terhadap PMI Cabang pelaksana serta desa-desa yang menjadi lokasi program CBDP
5.Mengadakan workshop tentang formulasi program-program yang melibatkan unsur-unsur dari PMI Pusat, Daerah, Cabang, unsur Pemda setempat hingga masyarakat yang akan dibina melalui program CBDP
6.Menyusun draft, kerangka acuan implementasi (TOR)
7.Membangun network PMI Pusat hingga masyarakat

Peranan PMI Daerah dalam Pengembangan Program CBDP

1.Secara Institusional : Bertindak selaku Pembina Program tingkat Daerah, yang akan memberikan dukungan struktural, peran koordinasi dan fasilitasi, peran penghubung dan monitoring
2.Secara Individual : bertindak selaku Narasumber dari program CBDP itu sendiri. Di sini, kita benar-benar dituntut untuk memahami secara mendalam berbagai aspek dalam pengembangan program CBDP
3.Dalam konteks operasional : Bertindak secara proaktif (inisiatif), antisipatif, inovatif, dan mampu merumuskan ide-ide serta menyampaikannya kepada berbagai pihak terkait.
4.Dalam konteks regional : PMI Daerah terpilih harus mampu menjadi contoh / model Pembangunan kegiatan kepalangmerahan bagi propinsi tetangga.

PARTICIPATORY RURAL ASSESMENT (PRA) / PARTISIPASI MASYARAKAT TERPADU

PRA merupakan suatu pendekatan dalam melakukan pembelajaran bersama antara masyarakat lokal dan pendatang sehingga mampu melakukan perencanaan yang memungkinkan terciptanya prinsip-prinsip penentu, seperti:
1.PARTISIPASI : masyarakat lokal membantu dalam mengumpulkan data serta dalam proses analisa.
2.FLEKSIBILITAS : tidak berdasarkan metodologi yang standard tatapi tergantung pada kegunaan, sumber daya, ketrampilan dan ketersediaan waktu.
3.KERJASAMA TIM : outsider & insiders, men & women, mix of disciplines.
4.Mengoptimalkan keperdulian : efisiensi waktu dan biaya, namun cukup memiliki kesempatan untuk melakukan perencanaan dan analisa.
5.SISTEMATIS : untuk ketepatan dan kesahihan.

Teknis pelaksanaan PRA :

+ Wawancara/ diskusi : Individuals, household, focus groups, community meeting
+ Pemetaan : Community maps, Personal maps, Institutional Maps
+ Perankingan : Problem ranking, Preference ranking, Wealth Ranking
+ Analisa trend : Historical Diagramming, seasonal Calendar, daily Activity charts

Peralatan PRA :

+ Spot mapping
+ Transect mapping
+ Time Line / Historical Line
+ Seasonal calendar
+ Wealth ranking
+ Problem tree Analysis
+ Objective Tree Analysis
+ Logical Framework Approach

PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA

Apa itu GPS Global Positioning System...

Pemetaan Daerah Rawan Bencana dengan menggunakan GPS. Tetapi sebelum saya membahas bagaimana cara memetakan daerah rawan bencana dengan GPS saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu TIG dan SIG. TIG dalah Teknologi Informasi Geografis sedangkan SIG System Informasi Geografis dimana keduanya saling berhubungan sampai disini pasti pembaca sudah mengetahui perbedaan TIG dan SIG

jika belum akan saya jelaskan TIG adalah perangkat Keras Informasi Geografi yang meliputi GPS, Komputer, sedangkan SIG adalah Perangkat lunak Informasi Geografis yang berupa software Map Saource, Map Info, Arcview. Sudah jelaskan mari kita lanjutkan lagi, karena PMI adalah organisasi kemanusiaan dan salah satu bidang yang ditangani PMI adalah Penaggulangan dan Penaganan Bencana maka PMI dituntut untuk dapat merencanakan suatu cara agar apabila terjadi bencana masyarakat bisa mengetahuinya daerah mana yang terkena dampak bencana yang pada akhirnya dapat segera mengambil tindakan yang tepat da cepat dalam memanajemen bencana. Dan dengan data ini kita dapat memprediksi dampak bencana yang akan datang.
Bagaimankah cara memetakan Daerah Rawan bencana ?
GPS merupakan suatu alat navigasi berbasis satelit. Nama formalnya adalah NAVTAR (NAVigation Satelite Timing and Ranging Global Positioning System) system ini merupakan system satu arah yang banyak digunakan dikalangan militer, nelayan, pertambangan dan perkebunan, namun saat PMI telah menggunakannya untuk pemetaan daerah rawan bencana. Dengan teknologi GPS ini kita bisa tahu posisi kita, kita berada diketinggian berapa dan sebagainya, karena GPS adalah alat yang terhubung dengan satelit maka kita bisa mendapatkan kesemuanya itu. Didalam Perangkat GPS kita bisa menggunakan Fasilitas Track dan Marks fungsi dari Track yaitu untuk membuat suatu batas wilayah, batas area, jalur jalan, jalur listrik dan Jalur Sungai. Sedangkan untuk fasilitas Mark kita bisa menggunakan untuk Menandai rumah-rumah, sekolah, rumah sakit, tugu-tugu, tiang listrik, telepon dan lainnya kemudian dari kedua data tersebut tidak bisa kita nikmati begitu saja tetapi harus kita oleh dengan SIG salah satunya kita gunakan Map Source yang ada dalam computer. Dari data yang kita dapat didalam GPS kita transfer ke Komputer dan dengan map source ini nanti kita gabungkan data yang ada di GPS itu yaitu data track dan data Mark sehingga akan nampak sebuah peta buatan kita yang sudah berisi jalur-jalur dan rumah-rumah penduduk, sekolah, kantor, rumah sakit dan lainnya, setelah kita yakin dengan data yang ada kemudian kita bisa membuat peta sesuai dengan data yang ada pada Map Source itu. Yang nantinya kita bisa pajang di tempat yang masyarakat bisa mengetahui peta rawan bencana yang ada di daerahnya.

TEKA TEKI LUCU TERBARU

Buat ngelengkapi teka teki yang sudah ada, ini saya posting beberapa teka teki lucu tambahan yang belum ada di postingan sebelumnya, lumayan buat hiburan …walaupun ini juga banyak saya sadur dari beberapa blognya teman2 hihihihi…
Siapa istri ikan Mas?
Jawab: Ikan MbakYu
Burung apa yang taat beribadah?
Jawab: Burung gereja
Pejabat bukan, Bos Juga bukan. tapi semua tunduk padanya. siapa hayo??
Jawab: Tukang Cukur
Bunga apa yang diinjak ga akan hancur???
Jawab: Bungalow
Apa bahasa ARABnya tempat tinggal
Jawab: Al-amat
Kali apa ga ga ada airnya:
Jawab: KALIMAT
Ratu apa yg rumahnya di Jakarta?
Jawab: Ratu plaza
Apa warna angin hayoo??
Jawab: MERAH, Coba aja keRokan pasti Merah!!
Apa Bahasa Arabnya orang kuat?
Jawab: AL-Gojo
Putih kecil,kalo dipukul suaranya dhur dhur apa hayo??
Jawabannya: nasi nempel di beduk!!
.
*Dua artis yang sangat tinggi… Jawab: Lulu Tebing dan Jeremy Monas.
*Fisikawan terkenal dari Batak… Jawab: Sir Isaac Nasution
Apa beda cewek cantik dan cewek jelek?
Jawabannya :
Cewek jelek mau dikasih baju sebagus apapun juga tetep jelek.
Cewek cantik kaga usah pake baju juga sudah bagus.(wkwkwkw…..ups sorry)
Apa bedanya kelinci sama kancil?
Jawab: sama-sama bukan sapi…..hahaha
Kenapa hantu cewek umumnya pakai daster panjang ?
Jawab: karena kalau pakai tank top ntar kuburan jadi rame bunyi “suit -suiiiiitttt”
Pocong apa yang disenengin ibu2
Jawab: Pocongan harga!
Kenapa di sungai Amazon banyak ikan piranha?
Jawab: Karena…. itu jangan kesana, he…he…he…
Tanya : HP apa yang datang di pagi hari ?
Jawab : Belekberry
Tanya : Tahu apa yang gede banget ?
Jawab : Tahu isi sumedang
Tanya : gombal gombal apa yang jago silat ?
Jawab : dragombal
Tanya:,somay apa yang paling panjang di dunia”?
jawaban : somay nil” (hihihihi)”
Saya ada jeruk lima kamu minta minta satu, sisanya berapa?
Ya tetap lima soalnya kamu nggak dikasih…
Kenapa aspal itu hitam?
Kalau coklat lo ambil ntar
Supaya enak biji nangka dimasaknya bagaimana?
Cari biji nangka yang paling kecil. Terus 1 biji itu dibelah 8.
Salah satu potongannya direbus. Setelah matang dimakan dengan 3 potong ayam goreng.
Setelah habis, minumlah juice durian. Pasti enak!
Majalah apa yang paling mahal?
Bobo ama Gadis
Item, gede sekali, buluan, & manis…?
Manisan Kingkong

DISEMINASI

Apa itu Diseminasi?
Diseminasi berarti “kegiatan menyebarluaskan suatu doktrin/pemikiran”. Dalam konteks Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (selanjutnya disebut Gerakan), diseminasi berarti menyebarluaskan pengetahuan mengenai Hukum Perikemanusiaan Internasional dan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan.
Latar Belakang
Pada International Conference of Red Cross di Berlin pada tahun 1869, Gustave Moynier - salah seorang pendiri Komite Internasional - berpendapat, “Apabila ingin Konvensi (Jenewa) ini efektif, tentara dan masyarakat secara menyeluruh perlu diilhami dengan semangat (kemanusiaan) ini. Prinsip-prinsip tersebut perlu dipopulerkan melalui propaganda aktif.” Berdasarkan pemikiran inilah pada akhirnya Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977 menentukan suatu kewajiban untuk menyebarluaskan isinya.
Dasar Hukum / Landasan
Kewajiban untuk mendiseminasikan isi Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahannya terkandung dalam:
1. pasal 47 Konvensi Jenewa I
2. pasal 48 Konvensi Jenewa II
3. pasal 127 ayat (1) Konvensi Jenewa III
4. pasal 144 ayat (1) Konvensi Jenewa IV
5. pasal 83 ayat (1) Protokol Tambahan I
6. pasal 19 Protokol Tambahan II
Pada intinya, pasal-pasal tersebut menentukan bahwa para Pihak Peserta Agung (negara penandatangan konvensi) berjanji untuk menyebarluaskan isi konvensi ini seluas mungkin dalam negara masing-masing, terutama untuk memasukkan pengajarannya dalam program pendidikan militer, sehingga azas-azas Konvensi dikenal oleh seluruh penduduk, terutama angkatan perang, anggota dinas kesehatan, dan para rohaniwan.
Kewajiban untuk diseminasi juga terkandung dalam Statuta / Anggaran Dasar Gerakan, yaitu dalam pasal-pasal sebagai berikut.
1. Pasal 3 ayat (2) paragraf 3, yang berbunyi
“Perhimpunan Nasional membantu Pemerintah, menyebarluaskan Hukum Perikemanusiaan Internasional; mereka mengambil prakarsa, dalam hal ini menyebarluaskan prinsip-prinsip dan cita-cita dari Gerakan dan membantu Pemerintah yang juga menyebarluaskan prinsip-prinsip dan cita-cita tersebut. Perhimpunan Nasional bekerja sama dengan Pemerintahnya untuk menjamin agar Hukum Perikemanusiaan Internasional dihormati dan agar lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dilindungi.”
2. Pasal 5 ayat (2) butir a dan g menyebutkan bahwa tugas dari Komite Internasional sesuai dengan AD-nya yang terutama ialah
“Memelihara dan menyebarluaskan Prinsip Dasar Gerakan ini, yaitu: kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan;
Bekerja untuk pemahaman dan penyebarluasan pengetahuan hukum perikemanusiaan internasional yang berlaku pada konflik bersenjata dan mempersiapkan perkembangannya.”
3. Pasal 6 ayat (4) butir j, menyebutkan bahwa fungsi dari Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah
“Membantu Komite Internasional dalam memajukan dan mengembangkan Hukum Perikemanusiaan Internasional dan bekerjasama dengannya dalam penyebarluasan Hukum ini dan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan pada Perhimpunan Nasional.”
Apa Yang Perlu Disebarluaskan?
Berdasarkan Statuta / Anggaran Dasar Gerakan, maka hal-hal yang perlu disebarluaskan oleh komponen Gerakan adalah hukum perikemanusiaan internasional dan prinsip-prinsip dasar Gerakan. Lalu apa yang dimaksudkan dengan hukum perikemanusiaan internasional dan prinsip-prinsip dasar Gerakan?
Menurut definisi yang dirumuskan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC), Hukum Humaniter Internasional (Hukum Perikemanusiaan Internasional) adalah: “Semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan kebiasaan internasional, yang bermaksud untuk mengatasi segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu pertikaian bersenjata internasional maupun non-internasional. Hukum tersebut membatasi atas dasar kemanusiaan, hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk menggunakan beberapa senjata dan metode perang tertentu, serta memberikan perlindungan kepada orang yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena akibat pertikaian bersenjata.”
Hukum Perikemanusiaan Internasional mencakup dua bidang, yaitu
1. perlindungan kepada orang-orang yang tidak atau tidak lagi ikut serta dalam pertempuran (diatur dalam Hukum Jenewa),
2. pembatasan terhadap alat dan cara berperang (diatur dalam Hukum Den Haag).
Di samping itu terdapat semacam hukum yang disebit “campuran”, karena memuat peraturan-peraturan tentang perlindungan korban pertikaian bersenjata bersama dengan ketentuan-ketentuan yang bersifat operasional. Hukum campuran ini terdapat dalam Protokol Tambahan 1977.
Prinsip-prinsip dasar yang dimaksudkan untuk disebarluaskan adalah tujuh prinsip dasar Gerakan. Kata “prinsip” berasal dari bahasa Latin “principum” yang berarti “penyebab utama, asal, dasar”. Lebih dalam prinsip dapat berarti “suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah”.
Pada konteks Palang Merah, suatu prinsip menurut Jean Pictet adalah “aturan-aturan tindakan yang wajib, berdasar pada pertimbangan dan pengalaman, yang mengatur kegiatan dari semua komponen Gerakan pada setiap saat. Peraturan-peraturan wajib ini berlaku untuk Gerakan di seluruh dunia yang diadopsi mealui Prinsip-prinsip Dasar Gerakan sebagai suatu kode etik dan moral.
Mengapa Perlu Diseminasi?
Jawaban yang paling sederhana terhadap pertanyaan ini adalah “Karena penyelenggaraan diseminasi merupakan kewajiban yang ditetapkan oleh Konvensi dan Protokol Tambahan kepada Negara Peserta.” Namun apabila digali lebih dalam lagi, ada beberapa hal lain yang menjadi dasar mengapa diseminasi ini harus dilakukan.
Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahannya serta HPI secara luas pada intinya ingin meminimalisasi korban konflik bersenjata, dengan menetapkan ketentuan-ketentuan yang melindungi orang-orang yang tidak atau tidak lagi ikut serta dalam pertempuran. Untuk dapat mencapai tujuan ini, prinsip utama HPI perlu diketahui oleh sebanyak mungkin orang, sehingga mereka ini dapat membantu mengimplementasikannya. Diseminasi adalah salah satu cara untuk menyampaikan pengetahuan ini.
Penyebarluasan tentang Prinsip-prinsip Dasar Gerakan juga merupakan satu hal yang penting untuk dilakukan. Dengan menyebarluaskan tentang Prinsip-prinsip Dasar Gerakan, diharapkan masyarakat dapat mengenal Gerakan dengan lebih baik, mengingat bahwa Prinsip-prinsip Dasar tersebut dianggap sebagai karakter Gerakan dalam melakukan pekerjaannya.
Pengertian yang benar tentang masalah HPI, pengetahuan dasar tentang penggunaan lambang dan Prinsip Dasar Gerakan akan sangat membantu meningkatkan jaminan perlindungan dan keamanan anggota Gerakan dan menjamin kemudahan penyaluran bantuan kepada yang membutuhkan. Dengan demikian, Gerakan dapat melaksanakan mandat kemanusiaannya dengan lebih efektif. Selain itupun diharapkan melalui diseminasi ini, citra Gerakan akan dapat dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi.
Diseminasi oleh Palang Merah Indonesia
Pada dasarnya tanggung jawab untuk menyebarluaskan Hukum Perikemanusiaan Internasional berada di tangan pemerintah atau negara peserta Konvensi-konvensi Jenewa 1949. Namun di lain pihak, perhimpunan nasional yang diakui juga memiliki tugas untuk membantu pemerintahnya dalam penyebarluasan HPI termasuk bekerja sama dengan pemerintah untuk menjamin penghormatan terhadap implementasi HPI dan perlindungan terhadap lambang palang merah dan bulan sabit merah. Hal ini telah dimandatkan dalam Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Selain penyebarluasan HPI, perhimpunan nasional berkewajiban pula menyebarluaskan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan.
Strategi Palang Merah Indonesia dalam bidang diseminasi adalah sebagai berikut.
“Memasyarakatkan nilai-nilai dasar kemanusiaan yang tersirat dalam Prinsip Dasar dan HPI kepada kalangan internal PMI dan masyarakat umum, khususnya isu Lambang, dengan target:
1. meningkatkan pemahaman dan implementasi jajaran PMI dalam aplikasi Prinsip Dasar dan HPI di dalam menetapkan kebijakan dan pelayanan nyata;
2. reduksi penggunaan lambang yang salah dan penghormatan serta proteksi terhadap petugas PMI di lapangan;
3. meningkatnya pelaksanaan kegiatan diseminasi di lingkungan Daerah dan Cabang.”
Hingga kini telah banyak program diseminasi yang dilaksanakan Kantor Pusat PMI, itupun belum termasuk yang dilaksanakan oleh Cabang dan Daerah di seluruh Indonesia. Di tingkat pusat program-program yang telah dilaksanakan di antaranya adalah orientasi-orientasi kepalang merahan dan prinsip dasar, pelatihan diseminator HPI, dan seminar mengenai lambang. Namun sayang sekali, diseminasi tidak dilakukan secara merata di semua daerah dan cabang.
Hasil kuesioner yang dilakukan Kantor Pusat PMI menyimpulkan bahwa faktor keterbatasan tenaga diseminator baik kualitas maupun kuantitas serta masih kurangnya pemahaman sebagian Pengurus terhadap isu kepalangmerahan dan HPI menjadikan implementasi program Diseminasi di seluruh Indonesia tidak merata, padahal di beberapa wilayah rawan konflik maupun bencana, pelayanan kepalangmerahan sangat memerlukan akses dan dukungan masyarakat maupun pemerintah, khususnya dalam kondisi kritis misalnya jaminan keamanan petugas relawan di daerah konflik.
Untuk merespon permasalahan tersebut diatas, PMI bekerjasama dengan Kantor ICRC Jakarta menyelenggarakan “kursus Diseminator Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional dan HPI tingkat Nasional yang di ikuti oleh 28 orang yang mewakili 24 Daerah. Dengan demikian, di tiap daerah PMI mempunyai minimal 1 (satu) orang Diseminator HPI dan diharapkan dapat mengembangkan Diseminasi HPI di daerahnya masing-masing.
Usaha PMI dalam menjamin penghormatan terhadap lambang telah dilakukan sejak tahun 1998. PMI telah mengupayakan agar Pemerintah menyusun Undang-undang Nasional tentang Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Int ernasional, untuk itu PMI bekerjasama dengan Pusat Studi Hukum Humaniter Univ. Trisakti telah menyusun draft rancangan Undang-Undang (RUU) Lambang Palang Merah. Pada tahun 2001, PMI bekerjasama dengan ICRC Jakarta dan Panitia Tetap Hukum Humaniter Internasional ini membahas kembali draft RUU tersebut dan hasilnya didiskusikan dalam sebuah lokakarya pada tanggal 14 Mei 2001. Hasil penyempurnaan dari lokakarya tersebut telah diserahkan ke Direktorat Perundang-undangan untuk ditindaklanjuti. Dan diharapkan pada tahun 2002 sudah disyahkan menjadi Undang-Undang Nasional.

Kumpulan kata2 bijak

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Nabi Muhammad SAW
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.
Nabi Muhammad SAW
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.
Khalifah ‘Umar
Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.
Ibnu Mas’ud
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
Khalifah ‘Ali
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.
Imam An Nawawi
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
Khalifah ‘Umar
Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.
Johann Wolfgang von Goethe
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Johann Wolfgang von Goethe
Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran.
Johann Wolfgang von Goethe
Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.
Einstein
Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.
Einstein
Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang.
Einstein
Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya – langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.
Einstein
Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan “rendah hati.”
Einstein
Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri.
Einstein
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.
Einstein
Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung.
Einstein

SELAYANG PANDANG PALANG MERAH REMAJA DELLAS (PMR UNIT SMP NEGERI 18 BOGOR)

Palang Merah Remaja (PMR) adalah suatu bagian dari Palang Merah Indonesia yang angota-anggotanya dididik menjadi insan yang berguna bagi sesama umat manusia, membantu melaksanakan tugas kepalang merahan, meningkatkan ketrampilan dan diharapkan kelak menjadi insan yang berguna bagi sesama umat manusia dan diharapkan kelak dapat menjadi anggota Palang Merah yang baik, sangatlah tepat PMR mendapat sebutan RELAWAN MASA DEPAN.
Sistem pendidikan Palang Merah Remaja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat sejalan dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia dan Program Kegiatan Sekolah yang diharapkan dapat membentuk manusia yang Pancasilais.
Usaha – usaha Palang Merah Remaja tidak terbatas bagi para anggotanya, akan tetapi dapat diikuti oleh organisasi-organisasi lainnya, karena sifat kenetralannya di dalam segala usahanya itumenjadi jaminan untuk tidak melakukan persaingan dengan organisasi-organisasi lain di luar Palang Merah Remaja. Menjadi Kewajiban Palang Merah Remaja untuk senantiasa bekerja sama dengan semua golongan menghadapi tugas-tugas kemanusiaan.
Walaupun keanggotaan Palang Merah Remaja terbuka bagi setiap Remaja, namun sejak semula dan menurut sejarahnya, Justru Palang Merah Remaja di Indonesia dimulai dan diadakan di lingkungan sekolah-sekolah. Disamping itu sekolah-sekolah merupakan sumber daya yang tidak akan pernah putus.
Para guru sebagai tenaga akhli dibidang pendidikan sudah sewajarnya mendapat kedudukan terhormat sebagai pembina Palang Merah Remaja yang akan membimbing mereka kelak menjadi insan yang berguna dan memberikan kesibukan-kesibukan dengan kegiatan-kegiatan yang positif di waktu-waktu yang telah ditetapkan diluar jadwal kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang sekaligus dapat mengurangi meningkatnya kenakalan remaja.
Palang Merah Remaja Unit SMP Negeri 18 Bogor, merupakan bagian dari Palang Merah Remaja (PMR) di Kota Bogor dan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang berada di lingkungan SMP Negeri 18 Bogor yang bertujuan untuk mendidik siswa dengan kegiatan-kegiatan Kepalang Merahan.

Sejarah Terbentuknya PMR Unit SMP Negeri 18 Bogor

Palang Merah Remaja (PMR) Unit SMP Negeri 18 Bogor, dirintis dan didirikan oleh Bapak Rudi Komarudin S.Pd, yang saat itu termasuk salah satu guru SMP Negeri 18 Bogor yang mulai bertugas tahun 2004. Beliau yang memiliki latar belakang Ke Palang Merahan merasa terpanggil untuk memulai kegiatan PMR di tempat tugasnya yang baru. Kemudian mengajukan usulan kepada kepala SMP Negeri 18 Bogor yang saat itu di jabat oleh Bpk. Drs. Endang Kusnadi, ternyata mendapat respon yang positif bahkan mendukungnya. Kepala Sekolah menugaskan Bpk Rudi Komarudin, S.Pd sebagai Pembina sekaligus sebagai Pelatih Palang Merah Remaja (PMR) Unit SMP Negeri 18 Bogor, maka sejak itulah di mulai adanya kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) di SMP Negeri 18 Bogor.
Sebagai orang yang sudah berpengalaman dalam merintis mendirian PMR di Sekolah-sekolah, sehingga bukanlah hal yang sulit mendirikan dan merintis PMR di SMP Negeri 18 Bogor. Maka memasuki tahun ajaran baru (2005-2006). Di mulai dengan kegiatan Orientasi PMR I, Perekrutan calon anggota, dan Pendidikan & Latihan Dasar (DIKLATSAR) PMR I, Sardinia I dan puncaknya pada kegiatan Siamo Tutti Frateli I.
Siammo Tutti Frateli merupakan salah satu program kegiatan PMR Unit SMP Negeri 18 Bogor yang diselenggarakan satu kali dalam setahun. Nama program tersebut diberi nama Siammo Tutti Frateli, diambil dari kata-kata yang di ucapkan Bapak Palang Merah Sedunia yakni Jean Hendry Dunant sewaktu terjadi perang di Solferino yang artinya ” Kita semua saudara”.
Peristiwa perang di Solferino merupakan suatu peristiwa yang mengilhami Jean Hendry Dunant untuk mendirikan suatu organisasi kemanusiaan yang sekarang dikenal dengan nama Palang Merah.
Demikian juga dengan Program kegiatan PMR Unit SMP Negeri 18 Bogor Siammo Tutti Frateli dimulainya berdiri organisasi Palang Merah Remaja Unit SMP Negeri 18 Bogor, tepatnya saat pelaksaan kegiatan Siammo Tutti Frateli I yang diselengarakan pada tanggal 28 November 2005.
Kegiatan Siammo Tutti Frateli merupakan rangkaian kegiatan akhir Pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR) PMR bagi Pra calon dan calon anggota PMR di SMP Negeri 18 Bogor. Dengan ditandai pelantikan bagi anggota PMR baru, Serah terima jabatan pengurus lama ke pengurus baru dan pelantikan Dewan Kerja Unit (DKU) PMR baru, serta peringatan hari ulang tahun PMR UNIT SMP Negeri 18 Bogor.
Hari Jadi atau lahirnya PMR Unit SMP Negeri 18 Bogor adalah 28 November, bertepatan dengan kegiatan Siammo Tutti Frateli yang pertama yaitu 28 November 2005. Mendapatkan pengakuan dan pengesahannya oleh PMI Cabang Kota Bogor pada bulan Januari 2006 berdasarkan Surat Keputusan Nomor 107/07/PMR/14/2006.

Senin, 27 September 2010

FRAKTUR dan DISLOKASI

Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal.

Bagaimana patah tulang itu terjadi ?

a. Trauma (benturan)

Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu:

- Benturan langsung

- Benturan tidak langsung

b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama

Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada olahragawan, militer maupun penari.

Contoh: Seorang yang senang baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu.

c. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia

Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur.

Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang

1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma (tekanan).

2. Pemeriksaan:

Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini:
Adanya perubahan asimetris kanan-kiri
Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi (memutar)dan Pemendekan
Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);
Pembengkakan
Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;

Palpasi (Meraba dan merasakan)

Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !

a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);

b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang sedikit kuat;

c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.

Perhatian:

Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi crepitasi atau gerakan abnormal, misal meraba dengan kuat sekali.

3. Gerakan

Terdapat dua gerakan yaitu :

Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang cedera.

Pasif: Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.

Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

§ Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera

§ Korban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera. Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut).

§ Pemeriksaan Komplikasi

Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:

1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;

2. denyut nadi tak teraba.

3. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya mengalami spasme

DISLOKASI

Pengertian

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

PEMBIDAIAN

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Prinsip Pertolongan
mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;
mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.

Penanganan Secara Umum
DRABC
Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka
Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur
Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai
Tangani dengan hati-hati
Observasi dan atasi syok bila perlu
Segera cari pertolongan medis

Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya cedera. Tetapi situasi yang memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun jantung dan cedera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu.

Prioritas dalam menangani fraktur:
fraktur spinal;
fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;
fraktur extremitas

Perhatian:

Dalam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan lakukan monitoring secara periodik.

Dan selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi.

Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya.

Tipe-tipe bidai:
Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras.
Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya.
Bidai Traksi

Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.

Prinsip Pembidaian

a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;

b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;

c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.

Syarat Pembidaian
Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah;
Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;
Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.

Aturan dasar yang harus diingat ketika melakukan pembidaian:
Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ‘ Bidai
Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;
Ikatlah bidai dari distal ke proximal
Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian dan perhatikan warna kulit ditalnya;
Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

PEMBALUTAN

Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera.

Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan.

Cara Imobilisasi Fraktur

Dengan Pembalut

Gunakan pembalut lebar bila ada;
Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;
Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup memfixasi
Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat
Periksa pembalut supaya tidak longgar

Dengan Bidai
Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendi dan ujung tulang yang patah;
Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;
Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur. Ikatan harus cukup kuat pada daerah yang sehat.

SYOK dan Penanganannya

Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru).

Penyebab

- Kegagalan jantung memompa darah

- Kehilangan darah dalam jumlah besar

- Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik

- Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.

Gejala dan tanda syok

- Nadi cepat dan lemah

- Napas cepat dan dangkal

- Kulit pucat,dingin dan lembab

- Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga

- Haus

- Mual dan muntah

- Lemah dan pusing

- Merasa seperti mau kiamat, gelisah

Penanganan syok

- Bawa penderita ke tempat teduh dan aman

- Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.

- Pakaian penderita dilonggarkan

- Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup

- Tenangkan penderita

- Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.

- Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada

- Jangan beri makan dan minum.

- Periksa berkala tanda vital secara berkala

- Rujuk ke fasilitas kesehatan

Penanganan Awal Luka Bakar Ringan

Apa yang mesti dilakukan jika kita atau orang disekitar kita mengalami luka bakar? Mungkin kita terbiasa mengolesi luka tersebut dengan pasta gigi, minyak, margarin, kopi, atau ramuan lainnya yang kita anggap ampuh. Tujuannya, supaya lukanya dingin, tidak nyeri, lekas sembuh, dll.

Ternyata, mengolesi luka bakar dengan bahan atau ramuan tersebut tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah. Biasanya luka bakar jadi sukar dibersihkan, rentan terhadap infeksi (Marzoeki, 2007), bahkan penyembuhannya menjadi lebih lama.

Berikut langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan saat menemui kasus luka bakar :

1. Jauhkan anggota tubuh dari sumber panas.
2. Lepas pakaian atau perhiasan dari bagian yang terbakar. Pakaian atau perhiasan dapat menyimpan panas sehingga luka bakar menjadi lebih berat dan lebih luas.
3. Kompres luka bakar dengan air dingin atau menyiramnya dengan air mengalir selama 15-20 menit. Air dingin berfungsi menetralisir suhu dan mencegah perambatan panas ke jaringan yang lebih dalam, sehingga kerusakan jaringan tidak semakin dalam. Air dingin juga akan mengurangi rasa nyeri (Moenadjat, 2001).
4. Jika tersedia, luka dapat diolesi dengan obat oles seperti Bioplacenton®. Selain mengandung antibiotika, obat ini juga mengandung ekstrak plasenta yang mempercepat proses penyembuhan (Moenadjat, 2001).
5. Jika luka cukup parah atau rasa nyeri sangat hebat, silakan bawa ke pusat layanan kesehatan untuk mendapat pereda nyeri dan antibiotik serta obat dan tindakan yang dibutuhkan lainnya.

KESIAPSIAGAAN BENCANA

1.Pengertian Bencana
Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

2. Pengertian Ancaman
Adalah fenomena alam yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia.
Bencana terjadi ketika manusia tidak mampu lagi mengatasi ancaman.

3. Hal-hal yang mempengaruhi Kapasitas
a. Kondisi fisik
b. Keadaan social budaya
c. Kelembagaan sosial
d. Kemampuan ekonomi
e. Pengetahuan
f. Sikap dan perilaku

4. Jenis Bencana berdasarkan Waktunya
a. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba
Contoh : Gempa bumi, Tsunami, Angin topan/Badai, Letusan gunung berapi, dan tnh longsor
b. Bencana yang terjadi secara perlah
Contohnya : Kekeringan, Rawan pangan, kerusakan lingkungan, dll.

5. Jenis Bencana Berdasarkan Penyebabnya
a. Fenomena Alam
Fenomena ALam

Penyebab Akibat
Pergeseran lapisan bumi •Gempa bumi
•Tsunami
Aktifitas Gunung Api •Gempa Vulkanik
•Semburan Awan Panas
•Hujan Abu
•Erupsi / Letusan
Perubahan Iklim / Musim •Hujan Musiman
•Angin rebut
•Angin Topan
Kemarau berkepanjangan •Kekeringan
•Kebakaran Hutan

b. Ulah Manusia
1)Berhubungan dengan lingkungan
Contohnya : Penebangan hutan tak terkendali, Perusakan area penyanggah daratan dan
laut, Polusi (air, udara & Tanah)
2)Berhubungan dengan kecelakaan / kelalaian
Contohnya : Kebakaran kilang minyak, Kebocoran reactor nuklir, Kebocoran gas
industri, dll

3)Berhubungan dengan pertentangan antar manusia
Contohnya : Perang, Konflik sosial, dll.

c. Kombinasi
Contohnya : Banjir, Tanah longsor, kebakaran perumahana atau Perkotaan,
Kebakaran di pedesaan, lahan atau hutan, dll.

6. Siklus Bencana
a. Pra Bencana
1) Kesiapsiagaan
Adalah upayaupaya mpenggunaan kemampuan untuk secara tepat dan cepat merespon bencana.
Meliputi :
• Penyusunan rencana tanggap darurat bencana
• Pengembangan sistem peringatan dini
• Peningkatan kemampuan diri, dll

2) Mitigasi
Adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana.
Contohnya : Pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi, penghijauan lereng yang rawan longsor, dll

b. Saat Bencana
1) Bantuan
2) Rehabilitasi

c. Setelah Bencana
• Rekonstruksi

7. Isi Tas Siaga Bencana
a. Obat-obatan ringan
b. Perlengkapan PP
c. Persediaan air minum dan makanan kering
d. Senter
e. Peluit
f. Korek api
g. Selimut
h. Pakaian
i. Perlengkapan mandi
j. Alas kaki
k. Kantong plastic besar
l. Foto keluarga
Hal ini berguna pada saat terpisah dari keluarga
m. Buku cerita
Akan membantu menghibur di tempat pengungsian
n. Buku catatan
Mencatat nomor telepon dan alamat keluarga serta nomor telepon penting atau kanor atau organisasi yang dapat dihubungi apabila membutuhkan bantuan
o. Alat tulis
p. Radio transistor
Selain sebagai hiburan, juga dapat membantu mengetahui perkebangan pada saat bencana terjadi

Kesehatan Mental Remaja

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001)
Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.
Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja. (Mahfuzh, 2001)
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.
Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.
Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.